NASA berencana meluncurkan satelit pengintai bumi yang harganya mencapai 424 juta dollar AS atau sekitar Rp 3,76 triliun.
Satelit ini diharapkan dapat mengirimkan informasi dan menganalisa sejumlah aktivitas butiran udara yang dimuntahkan seperti gunung berapi, kebakaran hutan, cerobong, dan pipa cerobong.
Satelit yang diberi nama The Glory yang diluncurkan sebelum Rabu (23/2/2011) waktu setempat dari Vandenberg Air Force Base menggunakan roket Taurus XL. Saat mencapai ketinggian 708 kilometer maka akan bergabung dengan pesawat satelit yang sudah mengumpulkan data selama bertahun-tahun.
Tugas utama dari satelit tersebut adalah meneliti partikel udara yang disebut aerosol. Berukuran sangat kecil dengan diameter yang lebih tipis dari rambut manusia yang bertebaran di mana-mana dan bertanggung jawab atas terjadinya langit yang berkabut dan kabur. Para ilmuwan tidak tahu terlalu banyak mengenai aerosol dan efeknya terdapat iklim.
Satelit ini diharapkan dapat mengirimkan informasi dan menganalisa sejumlah aktivitas butiran udara yang dimuntahkan seperti gunung berapi, kebakaran hutan, cerobong, dan pipa cerobong.
Satelit yang diberi nama The Glory yang diluncurkan sebelum Rabu (23/2/2011) waktu setempat dari Vandenberg Air Force Base menggunakan roket Taurus XL. Saat mencapai ketinggian 708 kilometer maka akan bergabung dengan pesawat satelit yang sudah mengumpulkan data selama bertahun-tahun.
Tugas utama dari satelit tersebut adalah meneliti partikel udara yang disebut aerosol. Berukuran sangat kecil dengan diameter yang lebih tipis dari rambut manusia yang bertebaran di mana-mana dan bertanggung jawab atas terjadinya langit yang berkabut dan kabur. Para ilmuwan tidak tahu terlalu banyak mengenai aerosol dan efeknya terdapat iklim.
Source Tribunnews
Lihat artikel sebelumnya tentang Tahun 2050 Bumi tak dikenal lagi!
No comments:
Post a Comment