Hingga saat ini, ranah tablet konsumer masih dikuasai iPad dan Android. iPad --seperti kita tahu-- telah terbukti kehandalannya menjadi tablet terbaik selama ini, dengan penjualan yang stabil. Menanggapi hal itu, Google pun tak mau kalah dengan menghadirkan OS khusus tablet Android 3.0 Honeycomb.
Beberapa bulan ini Honeycomb telah menyambangi pasar dengan pesona Android miliknya, berharap bisa menggerus pasar sang raksasa iPad. Nah, setelah Google kini saatnya Research In Motion (RIM) unjuk gigi. Setelah digembar-gemborkan beberapa saat lalu, akhirnya detikINET berkesempatan juga menguji tablet yang menyasar para pekerja kantoran pengguna BlackBerry (BB) ini. Apakah produk ini bisa memuaskan para pengguna BB tanah air. Kita amati detailnya.
Desain:
RIM cukup rapi dalam mengemas tablet ini ke publik. Dengan kotak yang didesain apik nan eksklusif tablet ini memang cukup menggoda. Ketika dibuka terdapat pula tas kecil pembungkus PlayBook di dalamnya.
Setelah dikeluarkan, tablet ini terasa lebih mungil ketimbang tablet-tablet Android Honeycomb yang belakangan ini mampir di meja redaksi detikINET, ataupun iPad 2. Dengan dimensi 7.6 x 5.1 x 0.4 inch, PlayBook terasa mantap untuk digenggam. Terlebih dengan cover belakangnya yang merupakan bahan campuran karet.
Secara umum, PlayBook merupakan kombinasi tablet glossy dengan sentuhan akhir yang cukup rapi seluas 7 inch. Jika diamati sekelilingnya, kita bahkan tak bisa menemukan tombol fisik di permukaan. Benar-benar di desain rapi oleh RIM.
Beberapa bulan ini Honeycomb telah menyambangi pasar dengan pesona Android miliknya, berharap bisa menggerus pasar sang raksasa iPad. Nah, setelah Google kini saatnya Research In Motion (RIM) unjuk gigi. Setelah digembar-gemborkan beberapa saat lalu, akhirnya detikINET berkesempatan juga menguji tablet yang menyasar para pekerja kantoran pengguna BlackBerry (BB) ini. Apakah produk ini bisa memuaskan para pengguna BB tanah air. Kita amati detailnya.
Desain:
RIM cukup rapi dalam mengemas tablet ini ke publik. Dengan kotak yang didesain apik nan eksklusif tablet ini memang cukup menggoda. Ketika dibuka terdapat pula tas kecil pembungkus PlayBook di dalamnya.
Setelah dikeluarkan, tablet ini terasa lebih mungil ketimbang tablet-tablet Android Honeycomb yang belakangan ini mampir di meja redaksi detikINET, ataupun iPad 2. Dengan dimensi 7.6 x 5.1 x 0.4 inch, PlayBook terasa mantap untuk digenggam. Terlebih dengan cover belakangnya yang merupakan bahan campuran karet.
Secara umum, PlayBook merupakan kombinasi tablet glossy dengan sentuhan akhir yang cukup rapi seluas 7 inch. Jika diamati sekelilingnya, kita bahkan tak bisa menemukan tombol fisik di permukaan. Benar-benar di desain rapi oleh RIM.
Tombol fisik hanya ada empat di bagian atas, power, volume up and down, serta play - stop. Bagi yang belum terbiasa, tombol power tablet ini memang cukup mungil. Alhasil kadang kurang terasa enak penempatannya.
Di bagian bawah, adalah lokasi port milik PlayBook. Sebuah microHDMI, micro USB, dan docking port menghiasi bagian bawah tablet hitam ini. Sementara di bagian ujung lain terdapat port audio 3,5 mm. Sama seperti iPad, PlayBook pun tak dibekali slot microSD.
Di bagian bawah, adalah lokasi port milik PlayBook. Sebuah microHDMI, micro USB, dan docking port menghiasi bagian bawah tablet hitam ini. Sementara di bagian ujung lain terdapat port audio 3,5 mm. Sama seperti iPad, PlayBook pun tak dibekali slot microSD.
Jeroan:
Di dalam PlayBook,RIM membenamkan prosesor Texas Instrument 1GHz OMAP4430 serta grafis PowerVR SGX540, yang diharapkan mampu menandingi kedigdayaan tablet-tablet Android dengan Tegra 2 mereka.
Spesifikasi tersebut kemudian dipasangkan dengan memori RAM sebesar 1 GB. Tak heran PlayBook mampu melakukan serangkaian fungsi multitasking dengan sangat mulus. Terdapat varian: 16GB, 32GB atau 64GB pada PlayBook. Konsumen bebas memilih sesuai budget dan kebutuhan mereka.
Dari sisi konektivitas tablet besutan RIM ini dilengkapi: Wifi serta Bluetooth 2.1+EDR yang nantinya digunakan sebagai penghubung PlayBook ke ponsel BB. Fitur ini bernama BlackBerry Bridge. Fitur lainnya adalah: GPS, accelerometer, 6-axis gyroscope serta kompas digital.
Performa:
PlayBook berjalan dengan menggunakan QNX, sebuah OS mirip UNIX yang dikembangkan RIM sekitar satu tahun lalu. Ketika dijajal hasil riset RIM tersebut terbukti baik. Pengguna baru PlayBook langsung akrab dengan tampilan yang disungnya.
Sebenarnya, tampilan PlayBook ini sedikit terksan mirip dengan style webOS yang saat ini tengah dikembangkan Hewlett-Packard (HP) secara lebih lanjut.
Ketika pertama kali merasakan semua fungsi OS ini, pasti beberapa pengguna baru langsung bertanya. 'Di mana tombol keluar dari sebuah aplikasi'. Ya, RIM memang tak membubuhkan tombol fisik di sekitar display utama. Pengguna cukup menggeser layar antara bezel dan layar utama ke atas saat ingin keluar dari aplikasi.
Gestur-gestur sentuhan yang mengasyikan ini tampaknya adalah yang menjadi pertimbangan seorang calon pembeli mantap meminang PlayBook atau tidak.
Mengetik menggunakan PlayBook tak rasanya tak ada bedanya ketika kita mengetik menggunakan tablet Android Samsung Galaxy tab 7 inch. Belum se-responsif iPad, namun sedikit lebih enak ketimbang Galaxy Tab.
Terkahir adalah urusan baterai. RIM telah membekali PlayBook dengan daya 5300 mAh. Saat dijajal detikINET untuk terkoneksi dengan BlackBerry Bridge, tablet ini mampu bertahan seharian penuh. Namun ketika tablet ini hanya digunakan secara pasif (tidak terkoneksi internet) bermain game, atau menonton video, daya tahannya lebih dari tiga hari (dari kondisi penuh baterai 100%).
Tampilan Homescreen dan Pesona Multitasking:
User Interface (UI) tablet 7 inch ini tak terlalu beda jauh dengan BlackBerry OS 6. Ada beberapa pilihan kolom yang jika di klik muncul pop up baru. Secara default terdapat kolom: All, Favorites, Media, Games, serta BlackBerry Bridge. Sementara di sisi kanan atas terdapat indikator baterai, bluetooth, wifi, pengunci rotasi layar, dan setting. Jika ada notifikasi baru, pengguna yang telah menghubungkan PlayBook dengan BlackBerry mereka bisa melihatnya di sisi kiri atas.
Di dalam PlayBook,RIM membenamkan prosesor Texas Instrument 1GHz OMAP4430 serta grafis PowerVR SGX540, yang diharapkan mampu menandingi kedigdayaan tablet-tablet Android dengan Tegra 2 mereka.
Spesifikasi tersebut kemudian dipasangkan dengan memori RAM sebesar 1 GB. Tak heran PlayBook mampu melakukan serangkaian fungsi multitasking dengan sangat mulus. Terdapat varian: 16GB, 32GB atau 64GB pada PlayBook. Konsumen bebas memilih sesuai budget dan kebutuhan mereka.
Dari sisi konektivitas tablet besutan RIM ini dilengkapi: Wifi serta Bluetooth 2.1+EDR yang nantinya digunakan sebagai penghubung PlayBook ke ponsel BB. Fitur ini bernama BlackBerry Bridge. Fitur lainnya adalah: GPS, accelerometer, 6-axis gyroscope serta kompas digital.
Performa:
PlayBook berjalan dengan menggunakan QNX, sebuah OS mirip UNIX yang dikembangkan RIM sekitar satu tahun lalu. Ketika dijajal hasil riset RIM tersebut terbukti baik. Pengguna baru PlayBook langsung akrab dengan tampilan yang disungnya.
Sebenarnya, tampilan PlayBook ini sedikit terksan mirip dengan style webOS yang saat ini tengah dikembangkan Hewlett-Packard (HP) secara lebih lanjut.
Ketika pertama kali merasakan semua fungsi OS ini, pasti beberapa pengguna baru langsung bertanya. 'Di mana tombol keluar dari sebuah aplikasi'. Ya, RIM memang tak membubuhkan tombol fisik di sekitar display utama. Pengguna cukup menggeser layar antara bezel dan layar utama ke atas saat ingin keluar dari aplikasi.
Gestur-gestur sentuhan yang mengasyikan ini tampaknya adalah yang menjadi pertimbangan seorang calon pembeli mantap meminang PlayBook atau tidak.
Mengetik menggunakan PlayBook tak rasanya tak ada bedanya ketika kita mengetik menggunakan tablet Android Samsung Galaxy tab 7 inch. Belum se-responsif iPad, namun sedikit lebih enak ketimbang Galaxy Tab.
Terkahir adalah urusan baterai. RIM telah membekali PlayBook dengan daya 5300 mAh. Saat dijajal detikINET untuk terkoneksi dengan BlackBerry Bridge, tablet ini mampu bertahan seharian penuh. Namun ketika tablet ini hanya digunakan secara pasif (tidak terkoneksi internet) bermain game, atau menonton video, daya tahannya lebih dari tiga hari (dari kondisi penuh baterai 100%).
Tampilan Homescreen dan Pesona Multitasking:
User Interface (UI) tablet 7 inch ini tak terlalu beda jauh dengan BlackBerry OS 6. Ada beberapa pilihan kolom yang jika di klik muncul pop up baru. Secara default terdapat kolom: All, Favorites, Media, Games, serta BlackBerry Bridge. Sementara di sisi kanan atas terdapat indikator baterai, bluetooth, wifi, pengunci rotasi layar, dan setting. Jika ada notifikasi baru, pengguna yang telah menghubungkan PlayBook dengan BlackBerry mereka bisa melihatnya di sisi kiri atas.
Misalnya saat kita membuka aplikasi video dan berpindah ke aplikasi game. Otomatis video yang sedang berjalan akan berhenti sesaat ketika game di jalankan. Begitu pula sebaliknya. Yang membuat ini semua menjadi mudah adalah tampilannya yang langsung bisa digeser-geser antar aplikasi.
Bagaimanapun Juga, Ini Adalah Pasangan Ponsel BB
PlayBook memang diciptakan sebagai pendamping ponsel BB kita. Kita tak bisa membuka BBM, push email, dan serangkaian fungsi kanoran lain, ketika kita tidak menghubungkan dengan ponsel BB itu sendiri. Kendati demikian satu unit PlayBook juga memiliki nomor PIN tersendiri.
Dari sisi fungsionalitas, PlayBook telah dilengkapi aplikasi seperti: Adobe Reader, Documents to Go, atau Kobo Books. Aplikas lain dapat langsung diunduh via App World.
Dari sisi fungsi, PlayBook boleh dibilang memilikidua fungsi. Sebagai tablet wifi yang berdiri sendiri, serta tablet yang bisa meneruskan urusan office dari ponsel Blackberry kita.
Bagaimanapun juga, PlayBook sangat tergantung pada BlackBerry Bridge agar tetap bisa terkneksi dengan ponsel BB. Konektivitas ini menggunakan bluetooth. Jadi wajar saja jika digunakan seharian, ponsel BB kita menjadi panas.
Saat kedua perangkat ini terkoneksi, email-email yang masuk akan ditampilkan di PlayBook melalui notifikasi di kiri atas. Masalahnya adalah, saat koneksi ini terputus, semua fungsi Bridge akan putus saat itu juga, seiring dengan data yang berjalan.
PlayBook memang diciptakan sebagai pendamping ponsel BB kita. Kita tak bisa membuka BBM, push email, dan serangkaian fungsi kanoran lain, ketika kita tidak menghubungkan dengan ponsel BB itu sendiri. Kendati demikian satu unit PlayBook juga memiliki nomor PIN tersendiri.
Dari sisi fungsionalitas, PlayBook telah dilengkapi aplikasi seperti: Adobe Reader, Documents to Go, atau Kobo Books. Aplikas lain dapat langsung diunduh via App World.
Dari sisi fungsi, PlayBook boleh dibilang memilikidua fungsi. Sebagai tablet wifi yang berdiri sendiri, serta tablet yang bisa meneruskan urusan office dari ponsel Blackberry kita.
Bagaimanapun juga, PlayBook sangat tergantung pada BlackBerry Bridge agar tetap bisa terkneksi dengan ponsel BB. Konektivitas ini menggunakan bluetooth. Jadi wajar saja jika digunakan seharian, ponsel BB kita menjadi panas.
Saat kedua perangkat ini terkoneksi, email-email yang masuk akan ditampilkan di PlayBook melalui notifikasi di kiri atas. Masalahnya adalah, saat koneksi ini terputus, semua fungsi Bridge akan putus saat itu juga, seiring dengan data yang berjalan.
Kesimpulan:
Jika kita bukan pengguna ponsel BB, mungkin PlayBook bukanlah tablet yang tepat untuk dimiliki. Ya, tentu saja karena ini adalah tablet pendamping ponsel BB kita. Namun ketika kita adalah penguna BB yang tengah mencari tablet, produk ini layak untuk dimiliki. Tablet ini sudah mulai hadir di Indonesia dengan harga mulai USD 499 (wifi 16 GB).
Kelebihan:
+ Desain elegan, tanpa tombol fisik di sekitar display
+ Layar sentuhan responsif
Kekurangan:
- Kamera kurang bagus
- Wajib didampingi ponsel BB
Spesifikasi:
Jika kita bukan pengguna ponsel BB, mungkin PlayBook bukanlah tablet yang tepat untuk dimiliki. Ya, tentu saja karena ini adalah tablet pendamping ponsel BB kita. Namun ketika kita adalah penguna BB yang tengah mencari tablet, produk ini layak untuk dimiliki. Tablet ini sudah mulai hadir di Indonesia dengan harga mulai USD 499 (wifi 16 GB).
Kelebihan:
+ Desain elegan, tanpa tombol fisik di sekitar display
+ Layar sentuhan responsif
Kekurangan:
- Kamera kurang bagus
- Wajib didampingi ponsel BB
Spesifikasi:
- Display: 7 inch
- Resolusi: 1024x600
- Memori: 16 GB
- Prosesor: 1 Ghz dual-core
- Kamera: 3 dan 5 megapixel
- Perekaman Video: 1080p
- Baterai: 5300 mAh
Artikel terkait
-Ponsel Playstation
-Ponsel pendeteksi malnutrisi
No comments:
Post a Comment