Ditemukannya sekumpulan planet seukuran atau dapat ditinggali kehidupan seperti Bumi adalah kabar menggembirakan untuk mereka yang berharap suatu saat nanti bisa menemukan E.T. (Extraterrestrial atau mahkluk hidup/kehidupan selain di Bumi).
Teleskop Ruang Angkasa Kepler milik NASA telah menemukan 1.235 calon planet di luar sistem tata surya kita, demikian sebuah pengumuman pada Rabu 2 Februari lalu.
68 planet diantaranya diperkirakan seukuran Bumi, sedangkan 54 lainnya memiliki jarak ke bintang di mana seharusnya air likuid ada (seperti di Planet Bumi).
Kendati begitu, tak satu pun dari planet-planet itu dapat benar-benar dipastikan ada karena kebanyakan hanya disebut planet-planet potensial yang masih memerlukan verifikasi lebih jauh lagi.
Lebih dari itu, tidak satu pun dari planet-planet tersebut dijamin bisa ditempati kehidupan (habitable). Para ilmuwan hanya bilang ada peluang bahwa planet seperti itu ada, berdasarkan gambar yang kita tahu sebelumnya.
Tetapi para ilmuwan berharap Teleskop Kepler yang diluncurkan Maret 2009 untuk memburu planet lain di luar tata surya itu tetap berusaha mendapatkan informasi mengenai dunia lain yang bisa ditempati makhluk hidup.
Dan kerja dua tahun teleskop itu menjanjikan impian itu.
"Saya kira penemuan itu membesarkan hati, dalam arti kita memiliki keyakinan kuat bahwa itu bakal menjadi kenyataan," kata Seth Shostak, astronom senior pada Institut SETI (Search for Extraterrestrial Intelligence) di Mountain View, California.
Meksipun demikian, harapan itu masih memerlukan data yang lebih banyak lagi sebelum manusia beralasan untuk mengatakan telah ditemukan kehidupan lain.
"Yang Anda perlukan bukan 50 calon planet, Anda butuh lebih dari itu. Namun faktanya planet-planet itu memang ada, dan lebih banyak. Dunia-dunia lain mirip Bumi ini akan menjadi sama biasanya dengan (ketika kita melihat) semut-semut sewaktu piknik," kata Shostak kepada SPACE.com.
Namun, planet asing mirip Bumi yang sudah terverifikasi pun tidak bisa menjamin adanya kehidupan seperti di Bumi.
"Mungkin banyak sekali dunia seperti Bumi namun hanya sedikit yang memiliki kehidupan. Atau mungkin banyak kehidupan namun sangat sedikit yang cerdas yang bisa mengirimkan transmisi radio (seperti manusia)," kata Shostak.
Shostak menyebutkan penemuan Kepler ini telah berdampak pada pencarian tetangga-tetangga kosmos kita.
Para ilmuwan SETI telah melatih Allen Telescope Array, yakni jejaring radio berbasis di California Utara, mengenai sejumlah calon planet potensial jejakan Kepler, termasuk beberapa yang diumumkan pekan ini.
Penjejakan yang dilakukan Kepler ini membantu ilmuwan menyempurnakan beberapa parameter kunci mereka yang digunakan dalam Persamaan Drake, yaitu formula SETI untuk memprediksi kemungkinan komunikasi dengan alien-alien cerdas.
Persamaan Drake didasarkan pada tujuh faktor, yaitu tingkat formasi bintang dalam galaksi, fraksi bintang yang memiliki planet, fraksi planet yang memiliki kehidupan, persentase planet yang benar-benar dihuni kehidupan, persentase planet yang memiliki kehidupan cerdas, fraksi peradaban yang memiliki kebudayaan sehingga dapat mengabarkan keberadaannya ke luar angkasa, dan panjang waktu dari sinyal-sinyal terkirim.
Penemuan-penemuan terbaru SETI dapat langsung mempengaruhi penghitungan dua dari ketujuh parameter itu, yaitu fraksi bintang dalam planet dan fraksi planet yang kemungkinan bisa ditempati kehidupan, kata Shostak. (*)
Sumber: space.com Artikel sebelumnya BBM-an Bisa Lewat Apple dan Android?
Teleskop Ruang Angkasa Kepler milik NASA telah menemukan 1.235 calon planet di luar sistem tata surya kita, demikian sebuah pengumuman pada Rabu 2 Februari lalu.
68 planet diantaranya diperkirakan seukuran Bumi, sedangkan 54 lainnya memiliki jarak ke bintang di mana seharusnya air likuid ada (seperti di Planet Bumi).
Kendati begitu, tak satu pun dari planet-planet itu dapat benar-benar dipastikan ada karena kebanyakan hanya disebut planet-planet potensial yang masih memerlukan verifikasi lebih jauh lagi.
Lebih dari itu, tidak satu pun dari planet-planet tersebut dijamin bisa ditempati kehidupan (habitable). Para ilmuwan hanya bilang ada peluang bahwa planet seperti itu ada, berdasarkan gambar yang kita tahu sebelumnya.
Tetapi para ilmuwan berharap Teleskop Kepler yang diluncurkan Maret 2009 untuk memburu planet lain di luar tata surya itu tetap berusaha mendapatkan informasi mengenai dunia lain yang bisa ditempati makhluk hidup.
Dan kerja dua tahun teleskop itu menjanjikan impian itu.
"Saya kira penemuan itu membesarkan hati, dalam arti kita memiliki keyakinan kuat bahwa itu bakal menjadi kenyataan," kata Seth Shostak, astronom senior pada Institut SETI (Search for Extraterrestrial Intelligence) di Mountain View, California.
Meksipun demikian, harapan itu masih memerlukan data yang lebih banyak lagi sebelum manusia beralasan untuk mengatakan telah ditemukan kehidupan lain.
"Yang Anda perlukan bukan 50 calon planet, Anda butuh lebih dari itu. Namun faktanya planet-planet itu memang ada, dan lebih banyak. Dunia-dunia lain mirip Bumi ini akan menjadi sama biasanya dengan (ketika kita melihat) semut-semut sewaktu piknik," kata Shostak kepada SPACE.com.
Namun, planet asing mirip Bumi yang sudah terverifikasi pun tidak bisa menjamin adanya kehidupan seperti di Bumi.
"Mungkin banyak sekali dunia seperti Bumi namun hanya sedikit yang memiliki kehidupan. Atau mungkin banyak kehidupan namun sangat sedikit yang cerdas yang bisa mengirimkan transmisi radio (seperti manusia)," kata Shostak.
Shostak menyebutkan penemuan Kepler ini telah berdampak pada pencarian tetangga-tetangga kosmos kita.
Para ilmuwan SETI telah melatih Allen Telescope Array, yakni jejaring radio berbasis di California Utara, mengenai sejumlah calon planet potensial jejakan Kepler, termasuk beberapa yang diumumkan pekan ini.
Penjejakan yang dilakukan Kepler ini membantu ilmuwan menyempurnakan beberapa parameter kunci mereka yang digunakan dalam Persamaan Drake, yaitu formula SETI untuk memprediksi kemungkinan komunikasi dengan alien-alien cerdas.
Persamaan Drake didasarkan pada tujuh faktor, yaitu tingkat formasi bintang dalam galaksi, fraksi bintang yang memiliki planet, fraksi planet yang memiliki kehidupan, persentase planet yang benar-benar dihuni kehidupan, persentase planet yang memiliki kehidupan cerdas, fraksi peradaban yang memiliki kebudayaan sehingga dapat mengabarkan keberadaannya ke luar angkasa, dan panjang waktu dari sinyal-sinyal terkirim.
Penemuan-penemuan terbaru SETI dapat langsung mempengaruhi penghitungan dua dari ketujuh parameter itu, yaitu fraksi bintang dalam planet dan fraksi planet yang kemungkinan bisa ditempati kehidupan, kata Shostak. (*)
Sumber: space.com Artikel sebelumnya BBM-an Bisa Lewat Apple dan Android?
No comments:
Post a Comment