Astronom dan ilmuwan menyebutkan tidak akan ada bencana yang berkaitan bertepatan dengan fenomena "Bulan super" pada 19 Maret nanti.
Ahli geofisika dari US Geological Survey John Bellini mengatakan bahwa sudah banyak studi yang mempelajari fenomena ini. "Tapi, para ilmuwan tidak menemukan hubungannya," tegasnya. "Gelombang air laut mungkin akan lebih tinggi, tapi gempa dan gunung api tidak terpengaruh," tambahnya.
Memang, beberapa bencana dikaitkan dengan jarak Bulan yang dekat dengan Bumi. Pada periode yang disebut "lunar perigee" itu pernah terjadi gempa di Indonesia pada tahun 2005, banjir di Australia pada 1954. Tapi menurut para ilmuwan, itu kebetulan belaka.
Pada tanggal 19 Maret nanti, jarak Bulan dan Bumi akan sangat dekat--paling dekat sejak tahun 1992. Jarak keduanya adalah 356.577 kilometer. Pada tanggal 19 Maret, Bulan akan tampak lebih besar dari biasanya.
Ahli geofisika dari US Geological Survey John Bellini mengatakan bahwa sudah banyak studi yang mempelajari fenomena ini. "Tapi, para ilmuwan tidak menemukan hubungannya," tegasnya. "Gelombang air laut mungkin akan lebih tinggi, tapi gempa dan gunung api tidak terpengaruh," tambahnya.
Memang, beberapa bencana dikaitkan dengan jarak Bulan yang dekat dengan Bumi. Pada periode yang disebut "lunar perigee" itu pernah terjadi gempa di Indonesia pada tahun 2005, banjir di Australia pada 1954. Tapi menurut para ilmuwan, itu kebetulan belaka.
Pada tanggal 19 Maret nanti, jarak Bulan dan Bumi akan sangat dekat--paling dekat sejak tahun 1992. Jarak keduanya adalah 356.577 kilometer. Pada tanggal 19 Maret, Bulan akan tampak lebih besar dari biasanya.
Source Tribunnews. Informasi lainnya tentang Robot Bisa 'Berenang' di Udara bagai Ubur Ubur
No comments:
Post a Comment